MENGENAL DUNIA PEMANCINGAN (Galatama)
Nglarastenan
– Memancing sudah ada sejak jaman nenek moyang kita, dan sampai saat
ini penulis belum mendapatkan informasi yang pasti sejak kapan kegiatan
memancing ini ada/lahir. Dikala kecil didesa penulis hanya mengenal
mancing secara sederhana bermodalkan senar damil mata pancing, dan
kadang malah peniti yg dibentuk menyerupai alat pancing.
Mengenang masa lalu, dimana memancing
dilakukan setelah hujan dengan target ikan lele, gabus mini
(kotes/benceng), dan wader. Selain mancing di air, memancing juga bisa
dilakukan dilumpur, yaitu memancing belut. Memancing belut paling enak
pada saat akan tanam padi, karena sangat mudah membedakan mana lubang
belut dan mana yang bukan.
Beda dulu beda pula sekarang. Dengan
berkembangnya teknologi, dan bertambah makmurnya bangsa, memancing yang
dahulu 60% mencari lauk 40% hiburan, maka saat ini hampir kebalikan.
Dahulu orang memancing akan bahagia, senang bila pulang membawa ikan
yang cukup banyak, dengan cara di renteng, yaitu hasil pancingan ditusuk
dari insang ke mulut dengan tulang daun kelapa (lidi), rumput ilalalng
dan sejenisnya dan tentu ikan yg sudah mati.
Pemancing sekarang tidak sedikit melakuka
kegiatan ini karena ingin fun, dan juga ingin hadiah, bahkan cenderung
malas untuk memabawa ikan pulang ke rumah. Beberapa ragam jenis
pemancingan yang berkembang saat ini antara lain:
Galatama:
Pemancingan galatama cukup pesat
perkembangan beberapa dekade belakangan ini, terutama sepuluh tahun
terakhir. Pada awalnya pemancingan galatama ini hanya ikan mas, namun
kemudian berkembang berbagai jenis ikan, dan booming saat ini galatama
ikan lele.
Aturan yang diterapkan dalam memancing
galatama biasanya dengan sistem glosor, yaitu teknik memancing tanpa
menggunakan pelampung dimana ujung kenur langsung diikat dengan kail,
atau juga dengan pemberat timah.
Memancing galatama juga dibatasi oleh
waktu, antara 1 (satu) sampai dengan 3 (tiga) jam, bahkan pada saat
lomba dengan tiket besar bisa 5 (lima) jam lebih. Di pemancingan
galatama juga tidak semua membebaskan umpan, dengan berbagai
pertimbangan.
Jenis ikan yang dipakai dalam pemancingan
galatama saat ini cukup beragam, dari ikan mas, patin, bawal dan juga
lele. Setiap jenis ikan biasanya berlaku peraturan yang berbeda, antara
lain:
Galatama ikan mas: Galatama ikan mas
biasanya dalam satu hari dilakukan 2 – 3 sesi, dimana setiap sesi durasi
jamnya antara 2-3 jam, dengan umpan ongol-ongol (umpan berbahan dasar
tepung sagu yang telah dicampur esen atau pasta dengan aroma dan warna
tertentu). Untuk lomba besar biasanya dibebaskan, kecuali kroto. Namun
ada juga yang membebaskan umpan kroto dalam waktu tertentu, misal lomba
besar di daerah Subang, Jawa Barat dengan tiket cukup untuk membeli
motor matic.
Galatama ikan patin: beberapa tahun lalu
banyak sekali pemancingan galatama ikan patin, namun belakangan mulai
menurun dan pindah-pindah. Biasanya pemancing patin senang akan sensasi
tarikannya yang dahsyat.
Galatama ikan bawal: Galatama ikan bawal
ini dari pengamatan penulis masih sedikit, entah apa penyebabnya. Ikan
bawal terkenal ikan yang rakus, jadi apa saja diembat. Umpan galatama
ikan bawal biasanya bebas, maka tidak heran bila ikan sedang senang
dengan umpan busuk memancing rasanya di tempat sampah (bau). Paling enak
bila nafsunya sedang tempe, tahu atau bakwan, modal 5000 sudah
tersalurkan untuk memancing. Durasi gatalama bawal yang pernah penulis
alami antara 1 – 2 jam.
Galatama ikan lele: galatama ikan lele
ini juga ikannya bebas, tetapi diperbolehkan menggunakan pelampung.
Durasi yang lazim dipakai antara 2 – 3 jam. Umpan lele hampir mirip
dengan bawal, dan pada saat tertentu juga empang terasa bau. Tidak semua
empang lele membebaskan umpan, karena untuk empang-empang tertentu ada
yang tidak memperbolehkan umpan cacing sutra, kroto, marus (darah), atau
sejenis kapas-kapasan.
Kelebihan mancing galatama, Ikan tidak
dibawa pulang, jadi bisa mancing setiap saat dan tidak harus memikirkan
hasil tangkapan untuk dikemanakan. Kelemahannya bila tidak bisa
mengendalikan diri, yang tadinya ingin havefun justru akan jadi
bumerang, yang akhirnya malah blangsak. Waspadalah…waspadalah…